Jumat, 20 November 2009

KERAJINAN KERANG SEBAGAI SALAH SATU PENOPANG PEREKONOMIAN



KERAJINAN KERANG SEBAGAI SALAH SATU PENOPANG PEREKONOMIAN
Kamis, 30 November 2006

Sebagai salah satu wilayah penopang ekonomi Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur, kehidupan masyarakat di sepanjang pantai Pasir Putih, tampak nyata.

Setiap akhir pekan dan hari libur, sebagian warga Situbondo dan sekitarnya membanjiri tempat wisata yang terdapat di sepanjang pantai. Mulai dari Pantai Mimbo, Pantai Bama, Pathek, Pasir Putih, hingga Ujung Kulon Pantai Tampora. Disepanjang Pantai ini pula, denyut perekonomian sangat terasa. Banyak dijumpai para pedagang sekaligus pengrajin aneka kerang.

Salah satunya HARSIH/ Hj. Mubarok. Seorang ibu dari Desa Pasir Putih, yang mulai menekuni kerajinan kerang dirumahnya mulai tahun 1983. Dengan sedikit modal uang dan berbagai jenis kerang yang sudah tersedia di sepanjang pantai, Hj Mubarok dan keluarganya memutar otak memanfaatkan potensi kerang hingga bisa dijajakan di Pantai Pasir Putih. Dibuatlah bermacam koleksi, mulai dari souvenir berupa aneka barang rumah tangga misalnya: wastafel, kloset, piring, asbak,




pigura, tempat kue, tempat sabun, tempat lampu, gantungan kunci, tempat kaca, jam (dan lain - lain yang bahan dasarnya dari kerang dan bambu) bahan bakunya tersebut banyak mengambil dari dalam kota (Situbondo).

Proses pembuatannya relatif mudah dan dikerjakan oleh 21 orang pengrajin yang berasal dari daerah Klatakan, Wringinanom, Mlandingan, Bungatan, dan Panarukan. Pengalamannya sebagai pengrajin kerang-kerangan dengan cara menyusuri Pantai, membuka wawasannya. Ia tahu persis, kekayaan kerang di Selat madura sungguh melimpah ruah.

Ibu Harsih lebih senang mengubah kerang jenis simpring atau tiram, menjadi aneka jenis peralatan rumah tangga. Seperti piring, tempat tissue atau nampan. Bisa dibilang, jumlah rupiah yang dibutuhkan sebagai modal, cukup untuk membeli bahan-bahan untuk membuat kerajinan. Modal lain yang justru lebih penting adalah tekad, kesabaran dan ketekunan, karena kerang-kerang ini tak langsung dibentuk.



Setelah kotorannya dibersihkan, kerang jenis simpring ini lalu, selanjutnya direndam dengan cairan kimia (kaporit) hingga kerang menjadi bersih, sehingga mudah dibentuk sesuai selera. Setelah kering dan menjadi keras kembali, lalu diamplas hingga halus. Terakhir diberi lapisan resin catalis, hingga tampak licin dan keras.

Sebagai pengrajin kerang, Ibu Harsihpun punya harapan menjadi eksportir. Sayangnya, masalah pemasaran, membuat impiannya hanya sebatas angan-angan. “harapannya usaha harus ada peningkatan bagaimana pasar itu dapat langsung dipasarkan melalui Kabupaten Situbondo tidak melalui kota lainnya dan tanpa perantara seperti Bali, tegas H. Mubarok” yang juga pengrajin kerang-kerangan.

0 KOMENTAR TERBAIK:

Posting Komentar